Organisasi Profesi Guru

Presiden Jokowi Memberi hormat Kepada Guru-Guru Seluruh Indonesia.

Seminar Nsional IGI Gresik

Seminar Nsional IGI Gresik, 15 Mei 2016 di Auditorium Universitas Muhamadiyah Gresik

Maulid Nabi

Maulid Nabi Muhammad SAW di SMA Negeri 1 Menganti Gresik

Kegiatan SAGUSATAB IGI GRESIK

Pelatihan Optimalisai Penggunaan TAB Samsung A8

Kegiatan SAGUSABU

Launching Buku Catatan Cinta Untuk Ibu di LPMP Jatim

Hari Guru Nasional

Foto Bersama Siswa Setelah Upacara Peringatan Hari Guru Nasional di SMAN 1 Menganti Gresik

Kemah Karakter Bangsa

Kemah Karakter Bangsa di Malang Jawa Timur

Sabtu, 12 November 2016

Pertumbuhan dan Perkembangan

Materi Biologi kelas XII

pertumbuhan dan perkembangan Tumbuhan

Pertumbuhan
Proses pertambahan biomassa atau ukuran (berat, volume atau jumlah) yang bersifat irreversibel
Pertumbuhan merupakan proses kuantitatif
Alat untuk mengukur pertumbuhan disebut auksanometer

Pertumbuhan yang menyebabkan batang batang dan akar tumbuhan bertambah tinggi atau panjang.

~ diawali dengan pembelahan sel di daerah meristem apikal
~ meristem apikal terbagi atas 3 daerah yaitu daerah pembelajan, daerah pemanjangan dan daerah differensiasi

~ teori tentang perkembangan meristem apikal diterangkan dengan teori histogen dan teori tunika korpus
a. teori tunika korpus
teori yang menyatakan bahwa titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan terdiri atas 2 zona yang terpisah susunannya, yaitu tunika dan korpus.
Tunika merupak lapisan terluar, yang selanjutnya berkembang menjadi jaringan primer. Korpus adalah bagian pusat titik tumbuh yang memiliki kemampuan membelah ke segala arah.

teori tunika korpus dikemukakan oleh ahli botani Schmidt

b. Teori histogen
Titik tumbuh akar dan batang pada tumbuhan disebut dengan histogen. Histogen terdiri dari plerom (bagian pusat akar dan batang yang akan menjadi empulur dan fasis), germatogen (Lapisan terluar yang akan menjadi epidermis) dan periblem (lapisan yang akan menjadi korteks).

teori ini dikemukakan oleh Hanstein

b. pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan yang menyebabkan akar dan batang bertambah lebar. Pertumbuhan ini disebabkan adanya pembelahan pada jaringan meristem sekunder (meristem lateral.
Ada dua macam meristem lateral yaitu Kambium vaskuler (terletak diantara xilem dan floem, yang menyebabkan pembelahan sel ke arah dalam membentuk sekunder, dan membelah ke arah luar membentuk floem sekunder sehingga batang tambah membesar) dan kambium gabus (disebut juga felogen terletak dibawah epidermis dekar kolenkima yang berfungsi menebalkan batang, sehingga epidermis lebih kedap terhadap air).

Gambaran pertumbuhan Tanaman
klik disini dulu d0nk.....hehehehe

Perkembangan
merupakan proses perubahan yang menyertai pertumbuhan, menuju tingkat pemetangan atau kedewasaan makhluk hidup. proses perubahan secara berurutan adalah dari spesialiasi, diferensiasi, histogenesis, organogenesis dan gametogenesis)
Perkembangan merupakan proses kualitatif yang tidak dapat di ukur.


Struktur biji
Biji terdapat dalam buah, biji berkembang dari bakal biji yang dibuahi dan mengandung embrio serta cadangan makanan.
Berdasarkan letak cadangan makanan, ada biji berendosperm atau beralbumin (jagung) dan ada yang tak berendosperm atau biji eksalbumin (biji bunga matahari)

Perkecambahan
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan
Pembelahan sel (cleavage) : Jumlah bertambah banyak
Spesialisasi: sel-sel yang sejenis berkelompok
Diferensiasi sel : Sel-sel mengalami perbedaan bentuk dan fungsi
Organogenesis sel: proses pembentukkan organ-organ tumbuhan
Morfogenesis sel: Organ satu dengan yang yang lain memiliki kekhususan dalam bentuk dan fungsi
Perkecambahan; proses pertumbuhan biji menjadi makhluk hidup baru

Jenis perkecambahan:
Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan atas:
1. Perkecambahan tipe epigaeal
Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon berada di atas permukaan tanah. Biasanya terjadi pada tanaman dikotil

2. Perkecambahan tipe hipogaeal
Perkecambahan yang ditandai dengan posisi kotiledon (biji) tetap berada di dalam tanah. Biasanya terjadi pada tanaman monokotil

Perkecambahan
Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan menjadi tumbuhan dewasa.
Perkecambahan dipengaruhi oleh faktor eksternal (kadar air, suhu, oksigen, dan cahaya) dan faktor internal (hormon, kematangan embrio, dann sifat dormansi biji)

Urutan proses perkecambahan:
Masuknya air kedalam biji  imbibisi
Aktifnya enzim-enzim untuk proses metabolisme , membongkar cadangan makanan dalam kotiledon / endosperm
Hasil pembongkaran berupa sumber energi sebagai bahan penyusun komponen sel, dan pertumbuhan embrio.
Embrio tumbuh dann berkembang


Faktor Internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

1. Genetik (hereditas)
Gen adalah faktor pembawa sifat menurun yang terdapat dalam sel makhluk hidup.
Gen bekerja untuk mengkodekan aktivitas dan sifat yang khusus dalam pertumbuhan dan perkembangan

2. Enzim
Enzim merupakan suatu makromolekul (protein) yang mempercepat suatu reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup(Biokatalisator).
Suatu rangkaian reaksi dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berlangsung hanya melibatkan satu jenis enzim.Perbedaan jenis gen menyebabkan terjadinya perbedaan respons pertumbuhan terhadap kondisi lingkungan yang sama

3. Hormon (fitohormon)
Hormon merupakan zat pengatur tumbuh, yaitu molekul organik yang dihasilkan oleh satu bagian tumbuhan dan ditransportasikan ke bagian lain yang dipengaruhinya.Hormon dalam konsentrasi rendah menimbulkan respons fisiologis. Terdapat 2 kelompok hormon yaitu
a. Hormon pemicu pertumbuhan (auksin, Giberelin dan sitokinin)
b. Hormon penghambat pertumbuhan (asam absisat, gas etilen, hormon kalin dan asam traumalin

1. Hormon Auksin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Fritz Went (peneliti asal belanda)
Objek penelitian : Rumput (Avena sativa)
Hasil penelitian : mengekstraks zat pengatur fototropisme pada tumbuhan rumput
Kesimpulan : auksin banyak diproduksi di jaringan meristem. Kadar auksin dipengaruhi oleh cahaya matahari, dan auksin mempengaruhi percepatan pembelahan sel pada daerah meristem apikal

Struktur auksin
Struktur yang paling dikenal adalah IAA (Indol Acetik acid), yang mirip dengan asam amino triptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari
Auksin disintesis di meristem apikal, daun-daun muda dan biji

Fungsi hormon Auksin
Merangsang pemanjangn sel pada daerah titik tumbuh
Merangsang pembentukkan akar
Merangsang pembentukkan buah tanpa biji (partenokarpi)
Merangsang differensiasi jaringan pembuluh
Merangsang absisi ( pengguguran pada daun)
Berperan dalam dominansi apikal

2. Hormon Giberelin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Ewiti. Kurosawa
Objek penelitian : Tanaman padi (Oryza sativa) yang terkena penyakit foolish seedling (tanaman pucat dan luar biasa panjang) dan jamur Gibberella fujikuroi
Hasil penelitian : mengisolasi giberelin dari jamur Gibberella fujikuroi, yang diberi nama giberelin (GA/Giberelic acid)
Kesimpulan : pemanfaatan giberelin secara umum menyebabkan pertumbuhan raksasa

Fungsi Giberelin
Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel
Merangsang perkecambahan biji
Memecah dormansi biji
Merangsang pembungaan dan pembuahan

3. Hormon Sitokinin
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : Van Overbeek
Objek penelitian : pertumbuhan embrio dan air kelapa muda
Hasil penelitian : mengisolasi zat yang menyebabkan pembelahan sel (sitokinesis) yang disebut kinetin
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : pemanfaatan sitokinin secara umum menyebabkan pertumbuhan tunas-tunas samping (lateral) sehingga tanaman menjadi rimbun

Fungsi Sitokinin
Bersama auksin, dan giberelin merangsang pembelahan dan pemanjangan sel
Menghambat dominansi apikal oleh auksin
Merangsang pertumbuhan kuncup lateral
Merangsang pemanjangan titik tumbuh
Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio
Merangsang pembentukan akar cabang
Menghambat pertumbuhan akar adventive
Menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga dan buah dengan cara mengontrol proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel-sel daun

4.Hormon Asam Absisat (ABA)
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : P.F. Wareing dan F.T. Addicott
Objek penelitian : buah kapas
Hasil penelitian : Mendorong terjadinya perontokkan (absisi) pada tumbuhan
Jenis : Kinetin, Zeatin (pada jagung) benzil amino purin
Kesimpulan : hormon yang menyebabkan kerontokan ada saun dan buah

Fungsi Hormon Asam Absisat (ABA)
Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan di daerah titik tumbuh
Memacu pengguguran daun pada saat kemarau untuk mengurangi penguapan air
Membantu menutup stomata daun untuk mengurangi penguapan
Mengurangi kecepatan pembelahan dan pemanjangan sel bahkan menghentikannya
Memicu berbagai jenis sel tumbuhan untuk menghasilkan gas etilen
Memacu dormansi biji agar tidak berkecambah

5. Hormon gas etilen
Asal kata : Bahasa Latin
Penemu : R. gene (1934)
Objek penelitian : buah yang masak
Hasil penelitian : Gas etilen mempercepat pemasakan buah
Jenis : hormon tumbuhan yang berbentuk gas
Kesimpulan : Pembentukkan gas etilen dipengaruhi oleh O2 dan dihambat oleh CO2

Fungsi hormon gas etilen
Mempercepat pematangan buah
Menghambat pemanjangan akar, batang dan pembungaan
Menyebabkan pertumbuhan batang menjadi kokoh dann tebal
Merangsang proses absisi
Interaksi antara etilen dengan auksin memacu proses pembungaan
Interaksi antara etilen dengan giberelin mengontrol rasio bunga jantan dengan bunga betina pada tumbuhan monoceus

6. Hormon Luka/Kambium luka/Asam traumalin
Hormon yang merangsang sel-sel daerah luka menjadi bersifat meristematik sehingga mampu mengadakan penutupan bagian yang luka
Vitamin B12 9riboflavin), piridoksin (vit. B6) asam ascorbat (vit. C), thiamin (vitamin B1), asam nikotinat merupakan jenis vitamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pertumbuhan dan perkembangan
Vitamin berperan sebagai kofaktor

7. Hormon Kalin
Dihasilkan pada jaringan meristem.
Memacu pertumbuhan organ tubuh tumbuhan
Jenisnya adalah:
a. Fitokalin : memacu pertumbuhan daun
b. Kaulokalin: memacu pertumbuhan batang
c. Rhizokalin: memacu pertumbuhan akar
d. Anthokalin: memacu pertumbuhan bunga dan buah
Florigen hormon tumbuhan yang khusus merangsang pembentukan bunga

Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan

1. Unsur hara
Kebutuhan unsur hara untuk proses pertumbuhan dan perkembangan:
Unsur makro
Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak: C, H, O, N, S, P K, S, Ca, dan Mg
Unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit: Fe, B, Mn, Cu, Zn, Mo, Cl dan Ni
Unsur karbon diambil tumbuhan dalam bentuk CO2
Unsur hidrogen diambil tumbuhan dalam bentuk H2O
Oksigen diambil tumbuhan dalam bentuk CO2. H2O dan O2
Unsur C, H, dan O merupakan unsur utama penyusun Karbohidrat, lemak dan protein
Gejala Kekurangan unsur hara disebut defisiensi

2.Suhu
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh suhu
Suhu yang baik untuk pertumbuhan adalah sushu optimum
Pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat bila berada pada suhu minimum dan maksimum
Vernalisasi adalah peningkatan perkecambahan atau pembungaan oleh suhu rendah
Istilah vernalisasi diperkenalkan oleh Trofim Denisovich Lysako tahun 1920

3.Kelembaban
Kelembaban tanah dan kelembaban udara mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Tanah yang lembab dan udara yang kering mempercepat pertumbuhan dan perkembangan

4.Cahaya
Cahaya (merah, biru, nila dan violet) berperan sebagai sumber energi dalam proses fotosintesis.
Pertumbuhan kecambah ditempat yang teduh akan berlangsung cepat, tetapi abnormal  etiolasi
Daun tanaman yang terkena cahaya lebih kecil dan mesofilnya lebih tebal dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya.
Stomata tanaman yang terkena cahaya ukurannya kecil dengan jumlah yang banyak dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya
Akar tanaman yang terkena cahaya lebih lebat dibandingkan yang sedikit mendapat cahaya

Efek fotoperiodisme, merupakan respon tumbuhan terhadap panjang pendek sinar matahari.
Fotoperiodisme pada tumbuhan dikendalikan oleh fitokrom (sterling B. Hendrik)
Berdasarkan respos tumbuhan terhadap panjang pendeknya waktu penyinaran, tumbuhan dibedakan atas:

Tumbuhan hari pendek ) short day plant)
Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari kurang dari 12 jam

Tumbuhan hari panjang (long day plant)
Tumbuhan yang berbunga ketika siang hari lebih panjang dari 12 jam

Tumbuhan hari netral (neutral day plant)
Tumbuhan yang berbunga tidak dipengaruhi oleh panjang pendeknya penyinaran matahari

5. Air
Air merupakan senyawa yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Air sebagai pelarut unsur hara dalam tanah, dan memelihara temperatur tanah.
Pertumbuhan berlangsung efektif pada malam hari, karena kandungan air dalam tumbuhan lebih tinggi dari pada siang hari

6. pH
pH sangat berpengaruh pada proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Pada kondisi pH normal, kandungan unsur-unsur yang diperlukan seperti Ca, Mg, P dan K cukup tersedia.
pH asam memiliki kandungan unsur Al, Mo, Zn yang dapat meracuni tumbuhan.

Tumbuhan paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar, batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh pengangkut.

Ciri-ciri tumbuhan paku

Ciri ciri Tumbuhan Paku (Pteridophyta)- Tumbuhan paku sudah termasuk ke dalam tumbuhan kormus (Cormophyta) karena sudah memiliki akar, batang, dan daun yang jelas. Akar pada paku bersifat seperti serabut yang ujungnya dilindungi oleh kaliptra (tudung akar). Batang pada sebagian besar paku tidak terlihat karena berada di dalam tanah dalam bentuk rimpang. Akan tetapi, ada pula yang memiliki batang di permukaan tanah yang bercabang, seperti pada Cyathea. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui sekitar 10.000 (diperkirakan 3.000 diantaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas. Tumbuhan paku ada yang hidup sebagai saprofit dan ada pula sebagai epifit. Paku menyukai tempat lembab (higrofit), dari kawasan pantai sampai di daerah pegunungan tinggi. Pernahkah Anda melihat tanaman suplir atau semanggi? Tanaman ini merupakan contoh dari tumbuhan paku. Tumbuhan ini terdapat di manamana (kosmopolitan) dan bentuknya berupa rerumputan, habitatnya menyukai tempat yang basah atau lembar (higrofit), ada juga yang hidup menempel pada pohon (epifit). Amatilah beberapa contoh tumbuhan paku pada Gambar 7.19!



Gambar 7.19 Beberapa contoh tumbuhan paku

Ciri-Ciri Umum Tumbuhan Paku (Pteridophyta). Daun pada tumbuhan paku tampak jelas. Daunnya selalu melingkar dan bergulung pada usia muda. Tumbuhan berpembuluh tidak berbiji memiliki dua macam bentuk daun, yaitu daun yang tidak mengandung spora (tropofil), dan daun yang mengandung spora (sporofil). Di bagian bawah sporofil terdapat banyak bulatan kecil berwarna kecokelatan. Bulatan tersebut berkumpul membentuk struktur yang disebut sorus (jamak: sori). Setiap sorus terdiri atas
banyak kotak spora yang disebut sporangium. Selain terdapat pada sorus, sporangium juga terkumpul pada strobilus dan sporokarpium. Strobilus ini merupakan sporangium yang membentuk struktur seperti kerucut. Sorus yang masih muda akan terlindungi oleh indusium

Seperti yang kita lihat bahwa akar dan batang (rizoma) tumbuhan paku terdapat di bawah tanah, akarnya berbentuk serabut dan pada ujungnya terdapat kaliptra, ingatlah kembali fungsi kaliptra! Daun-daunnya tumbuh ke atas dari rizoma. Akan tetapi, ada beberapa jenis paku yang batangnya muncul di atas tanah, misalnya Cyathea, Psilotum, dan Alsophyla. Seperti yang Anda temukan tumbuhan paku ini mempunyai bentuk, ukuran, dan susunan daun yang beraneka ragam, perhatikan Gambar 7.20 berikut ini!



Gambar 7.20 Macam macam tumbuhan paku

Ciri khas daun tumbuhan paku pada waktu masih muda adalah menggulung, dan daunnya ada yang kecil yang disebut dengan mikrofil, ada pula yang berukuran besar yang disebut dengan makrofil. Pada umumnya mikrofil berbentuk rambut atau sisik, tidak bertangkai, dan tidak bertulang kecuali pada paku kawat dan paku ekor kuda. Sedangkan untuk makrofil sudah bertangkai, bertulang daun, dan memiliki daging daun (mesofil) yang terdapat stomata, jaringan tiang, dan bunga karang.

Jika kita amati beberapa jenis daun paku, ada yang tidak menghasilkan spora yang disebut dengan tropofil, disebut sebagai daun yang steril. Tropofil hanya berfungsi untuk fotosintesis, tetapi ada yang menghasilkan spora yang disebut dengan sporofil atau disebut daun fertil. Spora terdapat di dalam kotak spora/sporangium, ada sejumlah sel penutupnya yang berdinding tebal dan membentuk cincin yang disebut dengan annulus. Agar lebih jelas amati Gambar 7.21 ini!



Gambar 7.21 (A) Sorus, (B) indusium, dan (C) sporangium

Apabila dalam keadaan kekeringan, maka annulus mengerut dan sporangium akan pecah, lalu spora tersebut akan tersebar, bila lingkungannya cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Demikian juga bila ada embun yang membeku, maka daun-daunnya akan mati tetapi akar dan batangnya masih hidup selama musim dingin tersebut, jadi masih ada kemungkinan untuk hidup kembali. Akar tumbuhan paku berupa akar serabut. Pada akar paku, xilem terdapat di tengah dikelilingi floem membentuk berkas pembuluh angkut yang konsentris. Batangnya jarang tumbuh tegak di atas tanah, kecuali pada paku tiang (Alsopila sp. dan Cyathea sp.). Batang paku kebanyakan berupa rhizoma.

Secara ringkas Tumbuhan paku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang, dan daun sejati. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk kormophyta berspora.
Baik pada akar, batang, dan daun, secara anatomi sudah memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun untuk proses fotosintesis, dan floem yang berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Habitat tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula yang di perairan serta ada yang hidupnya menempel.
d. Pada waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan bersisik.
Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan pembentukan gemmae dan reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan gamet betina.
Dalam siklus hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku sendiri.
Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya.
Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.

Perkembangbiakan Tumbuhan Paku/Pteridophyta. Sama dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku pada perkembangbiakannya menunjukkan pergiliran keturunan, yaitu fase sporofit dan fase gametofit. Gametofitnya memiliki beberapa perbedaan dengan gametofit lumut, yaitu gametofit pada tumbuhan paku dinamakan dengan protalium tetapi sama-sama bersifat haploid. Protalium ini hanya berumur beberapa minggu saja. Bentuk dari protalium ini seperti jantung, warnanya hijau, dan melekat pada substratnya. Protalium ini terdapat pada anteridium yang terdapat pada bagian paling sempit dan arkegonium yang terdapat pada lekukan bagian yang lebar. Jadi, keduanya berada pada sisi bawah protalium di antara rizoidnya. Amati Gambar 7.22 berikut ini!



Gambar 7.22 Protalium

Sporofit pada paku sangat berbeda dengan sporofit pada lumut, yaitu jika terjadi pembuahan, maka protalium akan segera binasa, tetapi jika tidak terjadi pembuahan, maka protalium dapat bertahan hidup sampai lama. Sporofit inilah yang akan tumbuh menjadi tumbuhan paku. Agar lebih jelas mengetahui daur hidup tumbuhan paku, lihatlah Gambar 7.23 berikut ini, kemudian pelajari dan diskusikan dengan teman Anda!



Gambar 7.23 Daur hidup tumbuhan paku

Keterangan:
1. Spora haploid
2. Gametofit muda
3. Gametofit dewasa atau protalium
4. Anteridium (organ seks jantan)
5. Arkegonium(organ seks betina)
6. Anteridium tunggal yang melepaskan sel sperma (6a)
7. Arkegonium tunggal dan sel telur (7a)
8. Fertilisasi oleh sperma
9. Zigot
10. Embrio sporofit yang masih berada pada arkegonium
11. Sporofit muda
12. Sporofit muda
13. Sporofit dewasa
14. Kumpulan dari sporangia yang berada di belakang daun sporofit
15. Sporangium, spora berkecambah (15a)

Berdasarkan gambar, urutan daur hidup tumbuhan paku seperti berikut ini: mula-mula dari spora tumbuh protalium berbentuk benang dan mempunyai rizoid, kemudian terbentuk beberapa sel, fase ini berlangsung hanya pendek/sebentar. Selanjutnya, terjadi pembelahan sel-sel yang terus menerus dan akan menghasilkan suatu protalium yang melekat pada substratnya.

Pada protalium ini terdapat anteridium dan arkegonium, biasanya terdapat pada sisi yang tidak menghadap sinar matahari, yaitu pada sisi bawah. Arkegonium baru terbentuk setelah protalium mendapatkan kesempatan yang cukup lama berasimilasi, jadi sudah cukup mengumpulkan persediaan makanan, sedangkan anteridium sudah dibentuk terlebih dahulu. Bagaimana jika keadaan makanan sangat buruk, apakah arkegonium akan terbentuk? Pikirkan!

Anteridium yang dibentuk pada mulanya berupa tonjolan berbentuk papil, kemudian terbagi oleh suatu dinding pemisah berbentuk corong. Jika anteridium sudah masak, sel-sel yang melingkar dan terisi lendir akan mengembang kemudian akan terlepas. Demikian pula spermatid berbentuk bulat yang terdapat dalam anteridium akan menggembung dan terlepas, dan tiap spermatid mengeluarkan satu spermatozoid dengan banyak bulu cambuk. Apabila arkegonium sudah masak yang ditandai dengan membuka pada ujungnya, maka spermatozoid bergerak masuk ke dalam arkegonium menuju ke sel telur sehingga terbentuklah embrio.

Ukuran dan bentuk tubuh

Tumbuhan paku memiliki ukuran yang bervariasi dari yang tingginya sekitar 2 cm, misalnya pada tumbuhan paku yang hidup mengapung di air, sampai tumbuhan paku yang hidup di darat yang tingginya mencapai 5 m misalnya paku tiang (Sphaeropteris). Tumbuhan paku purba yang telah menjadi fosil diperkirakan ada yang mencapai tinggi 15 m. Bentuk tumbuhan paku yang hidup saat ini bervariasi, ada yang berbentuk lembaran, perdu atau pohon, dan ada yang seperti tanduk rusa.

Tumbuhan paku terdiri dari dua generasi, yaitu generasi sporofit dan generasi gametofit. Generasi sporofit dan generasi gametofit ini tumbuh bergantian dalam siklus tumbuahan paku. Generasi sporofit adalah tumbuhan yang menghasilkan spora sedangkan generasi gametofit adalah tumbuhan yang menghasilkan sel gamet (sel kelamin). Pada tumbuhan paku, sporofit berukuran lebih besar dan generasi hidupnya lebih lama dibandingkan generasi gametofit. Oleh karena itu, generasi sporofit tumbuhan paku disebut generasi dominan. Generasi sporofit inilah yang umumnya kita lihat sebagai tumbuhan paku.

Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi sporofit

Tumbuhan paku sporofit pada umumnya memiliki akar, batang, dan daun sejati. Namun, ada beberapa jenis yang tidak memiliki akar dan daun sejati. Batang tumbuhan paku ada yang tumbuh di bawah tanah disebut rizom dan ada yang tumbuh di atas permukaan tanah. Batang yang yang tumbuh di atas tanah ada yang bercabang menggarpu dan ada yang lurus tidak bercabang. Tumbuhan paku yang tidak memilki akar sejati memilki akar berupa rizoid yang terdapat pada rizom atau pangkal batang. Tumbuhan paku ada yang berdaun kecil (mikrofil) dan ada yang berdaun besar (makrofil). Tumbuhan paku yang berdaun kecil, daunnya berupa sisik. Daun tumbuhan paku memiliki klorofil untuk fotosintesis. Klorofil tumbuhan paku yang tak berdaun atau berdaun kecil terdapat pada batang.

Tumbuhan paku sporofit memiliki sporangium yang menghasilkan spora. Pada jenis tumbuhan paku sporofit yang tidak berdaun, sporangiumnya terletak di sepanjang batang. Pada tumbuhan paku yang berdaun, sporangiumnya terletak pada daun yang fertil (sporofil). Daun yang tidak mengandung sporangium disebut daun steril (tropofil). Sporofil ada yang berupa helaian dan ada yang berbentuk strobilus. Strobilus adalah gabungan beberapa sporofil yang membentuk struktur seperti kerucut pada ujung cabang. Pada sporofil yang berbentuk helaian, sporangium berkelompok membentuk sorus. Sorus dilindungi oleh suatu selaput yang disebut indisium. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki pembuluh pengangkut berupa floem dan xilem. Floem adalah pembuluh pengangkut nutrien organik hasil fotosintesis. Xilem adalah pembuluh pengangkut senyawa anorganik berupa air dan mineral dari akar ke seluruh bagian tumbuhan. Spora yang menghasilkan sporofit akan tumbuh membentuk struktur gametofit berbentuk hati yang disebut protalus atau protaliaum.

Struktur dan fungsi tubuh tumbuhan paku generasi gametofit

Gametofit tumbuhan paku hanya berukuran beberapa milimeter. Sebagian besar tumbuhan paku memiliki gametofit berbentuk hati yang disebut protalus. Protalus berupa lembaran, memiliki rizoid pada bagian bawahnya, serta memiliki klorofil untuk fotosintesis. Protalus hidup bebas tanpa bergantung pada sporofit untuk kebutuhan nutrisinya. Gametofit jenis tumbuhan paku tertentu tidak memilki klorofil sehingga tidak dapat berfotosintesis. Makanan tumbuhan paku tanpa klorofil diperoleh dengan cara bersimbiosis dengan jamur.

Gametofit memilki alat reproduksi seksual. Alat reproduksi jantan adalah anteridium. Anteridium menghasilkan spermatozoid berflagelum. Alat reproduksi betina adalah arkegonium. Arkegonium menghasilkan ovum. Gametofit tumbuhan paku jenis tertentu memiliki dua jenis alat reproduksi pada satu individu. Gametofit dengan dua jenis alat reproduksi disebut gametofit biseksual. Gametofit yang hanya memiliki anteridium saja atau arkegonium saja disebut disebut gametofit uniseksual. Gametofit biseksual dihasilkan oleh paku heterospora (paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda).

B. Cara Hidup dan Habitat Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan fotoautotrof. Tumbuhan paku ada yang hidup mengapung di air ( misalnya Azolla pinnata dan Marsilea crenata). Namun, pada umumnya tumbuhan paku adalah tumbuhan terestrial (tumbuhan darat).

C. Reproduksi

Tumbuhan paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dan seksual pada tumbuhan paku terjadi seperti pada lumut. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan adanya pergiliran antara generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada tumbuhan paku, generasi sporofit merupakan generasi yang dominan dalam daur hidupnya.

Generasi gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium. Sporangium terdapat pada sporofit (sporogonium) yang terletak di daun atau di batang. Spora haploid (n) yang dihasilkan diterbangkan oleh angin dan jika sampai di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus dan selanjutnya menjadi gametofit yang haploid (n).

Gametofit memiliki dua jenis alat reproduksi, yaitu anteridium dan arkegonium, atau satu jenis alat reproduksi, yaitu anteridium saja atau arkegonium saja. Arkegonium menghasilkan satu ovum yang haploid (n). Anteridium menghasilkan banyak spermatozoid berflagelum yang haploid (n). Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian membuahi ovum. Pembuahan ovum oleh spermatozoid di arkegonium menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot membelah dan tumbuh menjadi embrio (2n). Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n). Metagenesis tumbuhan paku dapat dilihat melalui bagan metagenesis tumbuhan paku, sebagai berikut :

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga, yaitu :

Paku Homospora,

Paku Homospora yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora yang sama besar. Contohnya adalah paku kawat (Lycopodium)

Paku Heterospora

Paku heterospora merupakan jenis tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda ukuran. Spora yang besar disebut makrospora (gamet betina) sedangkan spora yang kecil disebut mikrospora (gamet jantan). Contohnya adalah paku rane (Selaginella) dan Semanggi (Marsilea).

Paku Peralihan

Paku peralihan merupakan jenis tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama, serta diketahui gamet jantan dan betinanya. Contoh tumbuhan paku peralihan adalah paku ekor kuda (Equisetum)

Berdasarkan ciri tubuhnya, tumbuhan paku diklasifikasikan menjadi empat subdivisi, yaitu paku purba (Psilopsida), paku kawat (Lycopsida), Paku ekor kuda (Sphenopsida), dan paku sejati (Pteropsida).

Paku Purba (Psilopsida)

Tumbuhan paku purba yang masih hidup saat ini diperkirakan hanya tinggal 10 spesies sampai 13 spesies dari dua genus. Paku purba hidup di daerah tropis dan subtropis. Sporofit paku purba ada yang tidak memiliki akar sejati dan tidak memiliki daun sejati.

Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran kecil (mikrofil) dan berbentuk sisik. Batang paku purba bercabang dikotomi dengan tinggi mencapai 30 cm hingga 1 m. Paku purba juga tidak memiliki pembuluh pengangkut. Batang paku purba mengandung klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Cabang batang mengandung mikrofil dan sekumpulan sporangium yang terdapat di sepanjang cabang batang. Sporofil paku purba menghasilkan satu jenis spora (homospora). Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur untuk memperoleh nutrisi. Contoh tumbuhan paku purba yaitu paku purba tidak berdaun (Rhynia) dan paku purba berdaun kecil (Psilotum).

Paku Kawat (Lycopsida)

Paku kawat mencakup 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus Lycopodium dan Selaginella. Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis dan subtropis. Paku kawat menempel di pohon atau hidup bebas di tanah. Anggota paku kawat memiliki akar, batang, dan daun sejati. Daun tumbuhan paku kawat berukuran kecil dan tersusun rapat. Sporangium terdapat pada sporofil yang tersusun membentuk strobilus pada ujung batang. Strobilus berbentuk kerucut seperti konus pada pinus. Oleh karena itu paku kawat disebut juga pinus tanah. Pada paku rane (Selaginella) sporangium terdiri dari dua jenis, yaitu mikrosporangium dan megasporangium. Mikrosporangium terdapat pada mikrosporofil (daun yang mengandung mikrosporangium). Mikrosporangium menghasilkan mikrospora yang akan tumbuh menjadi gametofit jantan. Megasporangium terdapat pada megasporofil (daun yang mengandung megasporangium). Megasporangium menghasilkan megaspora yang akan tumbuh menjadi gametofit betina.

Gametofit paku kawat berukuran kecil dan tidak berklorofil. Gametofit memperoleh makanan dari jamur yang bersimbiosis dengannnya. Gemetofit paku kawat ada yang uniseksual, yaitu mengandung anteridium saja atau arkegonium saja. Gametofit paku kawat juga ada yang biseksual, yaitu mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit uniseksual terdapat pada Selaginella. Selaginella merupakan tumbuhan paku heterospora sedangkan gametofit biseksual terdapat pada Lycopodium.

Paku Ekor Kuda (Sphenopsida)

Paku ekor kuda saat ini hanya tinggal sekitar 25 spesies dari satu genus, yaitu Equisetum. Equisetum terutama hidup pada habitat lembab di daerah subtropis. Equisetum yang tertinggi hanya mencapai 4,5 m sedangkan rata-rata tinggi Equisetum kurang dari 1 m. Equisetum memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batangnya beruas dan pada setiap ruasnya dikelilingi daun kecil seperti sisik. Equisetum disebut paku ekor kuda karena bentuk batangnya seperti ekor kuda. Batangnya yang keras disebabkan dinding selnya mengandung silika. Sporangium terdapat pada strobilus. Sporangium menghasilkan satu jenis spora, sehingga Equisetum digolongkan pada tumbuhan paku peralihan. Gametofit Equisetum hanya berukuran beberapa milimeter tetapi dapat melakukan fotosintesis. Gametofitnya mengandung anteridium dan arkegonium sehingga merupakan gametofit biseksual.

Paku Sejati (Pteropsida)

Paku sejati mencakup jenis tumbuhan paku yang paling sering kita lihat. Tempat tumbuh paku sejati sebagian besar di darat pada daerah tropis dan subtropis. Paku sejati diperkirakan berjumlah 12.000 jenis dari kelas Filicinae. Filicinae memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang dapat berupa batang dalam (rizom) atau batang di atas permukaan tanah. Daun Filicinae umumnya berukuran besar dan memiliki tulang daun bercabang. Daun mudanya memiliki ciri khas yaitu tumbuh menggulung (circinnatus). Jenis paku yang termasuk paku sejati yaitu Semanggi (Marsilea crenata), Paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), paku sarang burung (Asplenium nidus), suplir (Adiantum cuneatum), Paku sawah (Azolla pinnata), dan Dicksonia antarctica.

E. Manfaat Tumbuhan Paku

Beberapa jenis tumbuhan paku dapat diamanfaatkan bagi kepentingan manusia. Jenis tumbuhan paku yang dapat dimanfaatkan yaitu semanggi (Marsilea crenata) dimakan sebagai sayur, paku rane (Selaginella plana) sebagai obat untuk menyembuhkan luka, Paku sawah (Azolla pinnata) sebagai pupuk hijau tanaman padi di sawah, suplir (Adiantum cuneatum) dan paku rusa (Platycerium bifurcatum) sebagai tanaman hias.

Biologi Kelas X Semester 1

BAB 1
BIOLOGI SEBAGAI ILMU
  • Biologi adalah ilmu tentang kehidupan. Diambil dari bahasa Yunani, bios yang berarti kehidupan dan logos yang berarti ilmu
  • Berdasarkan tingkat organisasi :
1.        Tingkat molekul              : Biologi molekuler, biokimia, dan genetika
2.        Tingkat sel                      : Sitologi
3.        Tingkat jaringan              : Histologi
4.        Tingkat organ dan sistem organ : Organologi, anatomi, dan fisiologi :
§  Pulmonologi            : Paru-paru manusia
§  Kardiologi                : Jantung manusia
§  Endokrinologi          : Sistem endoktrin manusia
§  Neurologi                : Sistem saraf manusia
5.        Tingkat individu              : Biologi perkembangan
6.        Tingkat populasi             : Biologi populasi, biogeografi, dan generika populasi
7.        Tingkat ekosistem          : Ekologi, ilmu lingkungan, toksikologi, biologi kelautan, dan limnologi
8.        Tingkat bioma                 : Bioma tropis
  • Cabang biologi yang mempelajari kehidupan pada suatu kelompok organisme, diantaranya sebagai berikut : 
1.        Taksonomi      : Pengelompokkan berdasarkan persamaan dan perbedaan organisme
2.        Virologi           : Virus
3.        Mikrobiologi    : Mikroorganisme
4.        Bakteriologi    : Bakteri
5.        Mikologi          : Jamur, ragi, dan kapang
6.        Botani             : Tumbuhan. Co : 
§  Pteridologi              : Paku
§  Bryologi                   : Lumut
7.        Zoologi : Hewan. Co:
§  Entomologi             : Serangga
§  Iktiologi                   : Ikan
§  Herpetologi             : Reptilia dan amfibi
§  Ornitologi                : Unggas
§  Mamologi               : Mamalia
  • Cabang biologi berdasarkan aspek kehidupan :
1.        Biologi perkembangan   : Perkembangan individu organisme
2.        Embriologi                      : Perkembangan embrio
3.        Anatomi                          : Struktur internal organisme
4.        Fisiologi                          : Fungsi yang terjadi pada kehidupan organisme
  • Cabang biologi kelompok ilmu campuran dan terapan :
1.        Biokimia : Proses kimia dalam sistem kehidupan
2.        Biofisika : Proses fisika dalam sistem kehidupan
3.        Bioteknologi : Teknologi yang memanfaatkan organisme
4.        Paleontologi : Perkembangan sejarah kehidupan berdasarkan catatan fosil
  • Manfaat biologi : 
o    Bidang pertanian : Peningkatan produksi pangan
1.        Teknik penanaman yang lebih efisien
2.        Tanaman budidaya melalui rekayasa genetika, mampu menghasilkan insektisida sendiri
3.        Teknik kultur jaringan
4.        Teknik rekayasa genetika, buah-buahan tanpa biji
o    Bidang peternakan : Peningkatan produksi hewan ternak
1.        Inseminasi buatan (kawin suntik)
2.        Fertilisasi in vitro, menghasilkan embrio diluar uterus
o    Bidang kesehatan : Pencegahan diagnosa, dan penanganan terhadao berbagai penyakit dan kelainan
1.        Transplantasi organ
2.        Menciptakan vaksin-vaksin
3.        Teknik bayi tabung
4.        Antibiotik 
o    Bidang industri 
1.        Pemanfaatan mikroorganisme dalam industri makanan
2.        Pemanfaatan beberapa jenis mikroorganisme dalam industri obat-obatan
  • Metode ilmiah, tahapannya :
1.        Menemukan masalah : Pertanyaan yang timbul dari melihat masalah
2.        Mengajukan hipotesis : Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah, hipotesis didasari pada pengetahuan dan hasil penelitian terdahulu
3.        Melakukan percobaan : Untuk menguji kebenaran hipotesis. Sebelum melakukan percobaan, harus dilakukan perencanaan  percobaan yang meliputi
§  Menentukan alat dan bahan
§  Menentukan variabel :
1.        Variabel adalah ciri objek yang dapat diukur secara kuantitatif dan memiliki nilai yang berubah-ubah
2.        Variabel bebas merupakan faktor yang diubah 
3.        Variabel terikat adalah faktor yang berubah tergantung perubahan variabel bebas
4.        Pada percobaan biologi terdapat 2 kelompok : Kelompok yang diberi perlakuan dan kelompok kontrol (Kelompokyang tidak diberi perlakuan)
4.        Menarik kesimpulan : Berisi hasil percobaan yang dapat mendukung atau tidak mendukung hipotesis yang dibuat sebelumnya
  • Laporan ilmiah, urutannya :
1.        Perumusan masalah dan hipotesis 
2.        Tujuan
3.        Metode 
4.        Hasil
5.        Pembahasan : Harus menunjukkan apakah kasil tersebut menjawab hipotesis awal atau tidak
6.        Kesimpulan : Intisari atau hasil percobaan dan pembahasaan. Harus menjawab pertanyaan awal yang diajukan sebelum melakukan pecobaan



BAB 2
KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP
  • Sistem klasifikasi : Sistem yang dapat memudahkan kita mempelajari dan mengenali makhluk hidup
  • Taksonomi : Cabang ilmu biologi yang mengkaji pengelompokkan makhluk hidup
  • Sistem klasifikasi makhluk hidup pertama kali dipelopori oleh Carolus Linnaeus
  • Proses klasifikasi – makhluk hidup dikelompokkan berdasarkan persamaan dan perbedaan cirinya
1.        Sistem klasifikasi alami                                 : Pengelompokkan berdasarkan ciri morfologi, anatomi, dan fisiologi
2.        Sistem klasifikasi filogeni              : Pengelompokkan yang memperhatikan sejarah evolusi
3.        Sistem klasifikasi buatan               : Pengelompokkan berdasarkan ciri morfologi yang mudah dilihat
  • Tingkatan takson makhluk hidup :
1.        Kingdom
2.        Filum (untuk hewan) atau divisio (untuk tumbuhan)
3.        Kelas
4.        Ordo
5.        Family
6.        Genus
7.        Spesies
  • Sistem tata nama makhluk hidup :
o    Carolus Linnaeus pada tahun 1735 menciptakan sistem tata nama
o    Menggunakan bahasa Latin
o    Terdiri dari 2 bagian :
1.        Bagian pertama : Nama genus (diawali huruf besar)
2.        Bagian kedua : Nama spesies (diawali huruf kecil)
o    Kedua bagian nama tersebut dicetak miring jika diketik dengan komputer atau digarisbawahi jika ditulis dengan tangan
o    Sistem penamaan yang terdiri dari 2 bagian ini disebut tata nama ganda (binomial nomenclature)
  • Manfaat klasifikasi :
1.        Mengetahui keanekaragaman hayati
2.        Mengenal berbagai jenis spesies makhluk hidup meliputi ciri makhluk hidup, hubungan kekerabatan, interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungannya
3.        Mengetahui ciri-ciri unggul dari berbagai spesies makhluk hidup, kita dapat memanfaatkan secara langsung antara lain untuk bahan pangan, sandang, dan papan
  • Beberapa sistem klasifikasi yang sudah dikembangkan para ilmuwan biologi :
1.        Sistem dua kingdom       : Kelompok tumbuhan dan kelompok hewan
2.        Sistem tiga kingdom      : Protista, plantae, dan animalia
3.        Sistem empat kingdom : Monera, protsta, plantae, dan animalia
4.        Sistem lima kingdom     : Monera, protista, fungi, plantae, animalia
5.        Sistem enam kingdom   : Eubacteria, Archaebacteria, protista, fungi, plantae, dan animalia
  • Identifikasi atau determinasi adalah menentukan nama hewan atau tumbuhan dengan benar dan menempatkannya di dalam sistem klasifikasi hewan dan tumbuhan. Caranya :
1.        Ingatan            : Determinasi dilakukan berdarkan pengetahuan atau ingatan kita tentang tumbuhan atau hewan yang dikenal sebelumnya
2.        Bantuan orang lain         : Determinasi tumbuhan/hewan dapat dilakukan dengan meminta bantuan ahli-ahlu botani, zoologi, atau siapa saja yang dapat membantu
3.        Spesimen acuan             : Identifikasi tumbuhan/hewan dilakukan dengan membandingkan secara langsung dengan spesimen acuan yang telah diidentifikasi dan diberi etiket bertuliskan namanya
4.        Pustaka : Membandingkan/mencocokkan ciri-ciri tumbuhan.hewan yang akan diidentifikasi dengan pustaka. Dapat pula mengguanakan kunci identifikasi atau determinasi
5.        Komputer        : Program komputer yang dapat menyimpan, mengolah, dan memberikan keterangan tentang tumbuhan/hewan
  • Kunci dikotom : Kunci identifikasi dengan menelusuri jalur yang ditetapkan oleh keputusan beraturan dengan setiap pilihannya adalah biner (karena hanya ada 2 alternatif) 


BAB 3
VIRUS
  • Ciri virus :
1.        Ukuran dan bentuk
1.        25-300 nm
2.        Paling kecil virus polio. Paling besar virus TMV
3.        Bulat : Virus influenza, & HIV
4.        Oval : Virus rabies
5.        Batang : Virus TMV
6.        Polihedral : Adenovirus
7.        Huruf T : Bakteriofage
2.        Struktur dan fungsi
1.        Bukan berupa sel (aseluler), berupa partikel yang disebut virion
2.        Asam nukleat : Molekul pembawa informasi genetika. DNA saja/RNA saja
3.        Selubung protein (kapsid) : Pembungkus asam nukleat, tersusun dari subunit protein yang disebut kapsomer
4.        Memberi bentuk virus
5.        Virus kompeks : Memiliki bagian kepala dan ekor. Contoh : Bakteriofage
6.        Gabungan dari asam nukleat dan kapsid disebut nukleokapsid
  • Reproduksi :
http://insightbiology.files.wordpress.com/2010/12/3-2-11.jpg
1.        Tahap pelekatan : Saat partikel virus (virion) melekat pada sel yang diinfeksi. Tempat pelekatan disebut reseptor
2.        Tahap penetrasi : Tahap materi genetik virus masuk ke dalam sitoplasma sel inang
3.        Tahap replikasi dan sintesis : Tahap terjadinya perbanyakan partikel virus di dalam sel inang. Sel inang akan dikendalikan sehingga sel dapat membuat komponen virus
4.        Tahap pematangan : Penyusunan asam nukleat dan protein menjadi partikel virus yang utuh
5.        Tahap pelepasan : Tahap partikel virus keluar dari sel inang dengan memecahkan sel tersebut
6.        Siklus litik : Tahapnya seperti diatas, pematangan berlangsung cepat kemudian memecahkan sel tersebut hingga sel inang mati (lisis)
7.        Siklus lisogenik : DNA/RNA virus yang disisipkan pada kromosom sel inang akan mengadakan replikasi secara terus-menerus. Menghasilkan banyak sel anakan yang terinfeksi
  • Habitat : 
1.        Bakteri
2.        Mikroorganisme
3.        Eukariot (seperti protozoa dan khamir)
4.        Tumbuhan : Masuk melalui perantara serangga (vektor)
5.        Hewan/manusia : Masuk melalui makanan, minuman, udara, darah, luka, atau gigitan
  • Klasifikasi :
1.        Menggunakan sistem ICTV (International Committee on Taxonomy of Viruses)
2.        3 tingkat takson :
a.        famili diakhiri viridae,
b.        genus diakhiri virus,
c.        spesies menggunakan bahasa Inggris dan diakhiri virus 
3.        Virus bakteri : Bakteriofage/fage, mengandung DNA
4.        Virus mikroorganisme eukariotik : Mengandung RNA, contoh : Mycovirus
5.        Virus tumbuhan : Mengandung RNA, contoh : TMV
6.        Virus hewan : Mengandung RNA/DNA, contoh : Virus penyakit mulut dan kaki pada sapi
  • Virus yang memberi manfaat : Bidang rekayasa genetika krn dapat digunakan untuk kloning gen (produksi DNA secara identik). Co : Mengendalikan pertumbuhan serangga, terapi gen manusia
  • Virus yang merugikan : 
1.        Virus yang menyebabkan penyakit pada manusia
§  Influenza virus : Menyebabkan penyaki flu
§  Human immunodeficiency virus (HIV) : Penyebab AIDS, menyerang sel-sel darah putih jenis limfosit B
§  Hepatitis delta virus : Penyakit hepatitis B
§  Ebola virus : Penyakit ebola
§  Measles virus : Penyakit cacar
§  Polio virus : Penyakit polio
§  Herpes simplex virus : Penyakit herpes
§  Mumps virus : Penyakit gondong
§  Human papollomavirus : Penyebab kutil pada kilit
2.        Virus yang menyebabkan penyakit pada hewan
§  Rous sarcoma (RSV) : Penyebab tumor pada ayam
§  Bovine papillomavirus : Penyebab tumor pada sapi
§  Virus penyakit mulut dan kaki pada sapi
§  Virus penyakit tetelo pada ayam (Newcastle disease)
§  Rabies virus : Penyebab rabies pada anjing, monyet, kucing dan manusia
3.        Virus yang menyebabkan penyakit pada tumbuhan 
§  Tobacco mosaic virus (TMV) : Penyakit mosaik pada tembakau
§  Citrus leprosis virus (CiLV) : Penyebab penyakit pada jeruk
§  Virus tungro : Penyakit pada tanaman padi
§  Virus yang menyerang tanaman hias
  • Pencegahan terhadap virus : Pemberian vaksin. Vaksin adalah suatu zat yang mengandung mikroorganisme patogen yang sudah dilemahkan, memberikan kekebalan secara pasif. Contoh :
o    OPV (Oral polio vaccine) : Vaksin polio
o    Vaksin rabies
o    Vaksin hepatitis B
o    Vaksin influenza
o    Vaksin cacar
o    Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk cacar, gondong dan campak



A.       Eubacteria 
  • eu (=sejati) dan bacteria (=bakteri). Eubacteria (=bakteri sejati)
  • Bakteri ditemukan pertama kali oleh Anthony Van Leeuwenhoek
  • Ilmu yang mempelajari bakteri adalah bakteriologi
  • Ciri sel : 
1.        Ukuran dan bentuk sel : berdiameter 0,12 mikron sampai ratusan mikron. Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Ada 3 bentuk dasar :
http://biobakteri.files.wordpress.com/2009/06/649px-bacterial_morphology_diagram-svg1.png

§  Kokus (bulat) 
§  Basil (batang)
§  spirila (spiral)
2.        Struktur dan fungsi sel :
§  Dinding sel : berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk bakteri. Terususn daripeptidoglikan, yaitu gabungan protein dan polisakarida. Berdasarkan ketebalan lapisan peptidoglikan : 
1.        Bakteri gram positif : Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptodoglikan yang tebal, warna : ungu, co : Vibrio cholerae
2.        Bakteri gram negatif : Bakteri yang memiliki dinding sel dengan lapisan peptidoglikan yang tipis, warna : merah muda/merah, co : E.coli
§  Membran plasma : Membarn yang menyelubungi sitoplasma. Tersusun dari lapisan fosfolipid dan protein. Bersifat selektif permeabel dan berfungsi untuk mengatur pertukaran zat antara sel dengan lingkungannya
§  Sitoplasma : Cairan sel. Mengandung ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
§  Ribosom : Organel yang berukuran sangat kecil dan merupakan tempat terjadinya sintesis protein yang dibantu oleh RNA
§  DNA : Materi pembawa informasi genetik 
§  Granula penyimpanan : Berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
§  Kapsul atau lapisan lendir : lapisan diluar dinding sel. Tebal=kapsul / tipis=lapisan lendir. Berfungsi membantu sel bakteri melekat pada suatu permukaan/dengan sel bakteri lainnya, pertahanan bakteri dari sel-sel fagosit, dan melindungi sel bakteri saat mengalami kekeringan
§  Flagelum : Bulu cambuk 
1.        Satu : Monotrik
2.        Banyak flagelum di satu sisi : Lofotrik
3.        1/banyak flagelum di dua sisi : Amfitrik
4.        Tersebar di seluruh permukaan : Peritrik
§  Endospora : Bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis bakteri gram positif
  • Cara hidup : Berdasarkan cara memperoleh makanan
o    Bakteri heterotrof : Bakteri yang makanannya berupa senyawa organik dari organisme lain.Terbagi menjadi :
1.        Bakteri saprofit : Bakteri yang memperoleh makanan dari sisa organisme lain/produk organisme lain. Baketri pengurai (dekomposer)
2.        Bakteri parasit : Bakteri yang memperoleh makanan dari inangnya. Jika menimbulkan penyakit pada inangnya maka akan disebut bakteri patogen
o    Bakteri autotrof : Bakteri yang mampu membuat makanannya sendiri
  • Berdasarkan Kebutuhan oksigen untuk merombak makanan agar memperoleh energi :
o    Bakteri aerob : Membutuhkan oksigen untuk memperoleh energi
o    Bakteri anaerob : Tidak membutuhkan oksigen untuk memperoleh energi. Energi diperoleh dengan fermentasi. Dibedakan menjadi : 
1.        Anaerob obligat : Hanya dapat hidup juka tidak ada oksigen
2.        Anaerob fakultatif : Dapat hidup jika ada oksigen maupun tidak ada oksigen
  • Reproduksi :
1.        Aseksual : Pembelahan biner (setiap sel membelah menjadi 2)
2.        Seksual : 
§  Transformasi : Masuknya DNA telanjang ke dalam sel bakteri dan mengubah sifat sel bakteri
§  Transduksi : Pemindahan materi genetik 1 sel bakteri ke sel bakteri lainnya dengan perantara organisme lain, yaitu bakteriofage
§  Konjugasi : Pemindahan materi genetik secara langsung melalui kontak sel dengan membentuk struktur seperti jembatan di antara 2 sel bakteri yang berdekatan
  • Habitat : Lingkungan lembab atau agak basah dengan temperatur 25-37 derajat Celsius
  • Klasifikasi eubacteria : 5 filum 
1.        Proteobacteria : bakteri ungu yang bersifat fotoautotrof/fotoheterotrof dan proteobacteria yang bersifat kemoautotrof/kemoheterotrof
2.        Cyanobacteria :
§  Memiliki klorofil
§  Tidak memiliki alat gerak tapi dapat melakukan fotosintesis 
§  Hidup soliter/koloni. Koloni berbentuk benang, lembaran, atau bola berongga. 
§  Berbentuk benang ada 3 macam sel utama : 1. Heterokista : Sel berdinding tebal yang berguna untuk mengikat nitrogen, 2. Akinet : Sel berdinding tebal yang berfungsi untuk pertahanan diri, 3. Baeosit : Sel-sel bulat kecil hasil reproduksi, berguna untuk fotosintesis.
§  Tidak memiliki membarn inti (prokariot)
§  Mengandung pigmen klorofil, karoten, fikosianin (biru), dan fikoeritrin (merah)
§  Autotrof
§  Menghasilkan oksigen
§  Reproduksi : Aseksual : Pembelahan biner, fragmentasi, dan pembentukan akinet (spora)
3.        Spirochetes : Berbentuk spiral dengan panjang 5-250 mikron. Merupakan bakteri gram negatif. Memiliki suatu struktur unik yang disebut filamen aksial : Semacam serabut di sepanjang tubuh, di dalam selubung terluang tetapi di luar dinding sel, berfungsi untuk membuat gerakan berputar
4.        Chlamydias : Hidup sebagai parasit. Memiliki 2 bentuk sel dalam siklus hidupnya, yaitu : 
§  Badan dasar : Masuk ke dalam sel inang dan berkembang menjadi badan inisial
§  Badan inisial : Tumbuh dan membelah diri, lalu membentuk badan dasar kembali dan dilepaskan ke sel inang yang disertai pecahnya sel inang
5.        Bakteri gram positif : Beberapa bakteri gram positif membentuk endospora ketika lingkungan miskin akan zat makanan

B.       Archaebacteria
  • Kelompok bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan, namun membran plasmanya mengandung lipid
  • Hidup pada lingkungan ekstrim
  • Berdasarkan lingkungan ekstrimnya, Archaebacteria dibagi menjadi 3 :
1.        Bakteri metanogen : Bakteri yang menghasilkan metana dari gas hidrogen dan karbon dioksida/asam asetat. Metana disebut juga biogas. Hidup dirawa sebagai pengurai. Co :Methanobacterium
2.        Bakteri halofil : Bakteri yang hidup di lingkungan dengan kadar garam tinggi. Co :Halobacterium
3.        Bakteri termoasidofil : Hidup di lingkungan ekstrim yang panas dan asam. Kondisi optimal : temperatur 60-80 derajat Celsius dengan pH 2-4. Bakteri ini terdapat pada daerah yang mengandung asam sulfat, misalnya di kawah vulkanik. Co : Sulfolobus dan Thermoplasma

C.        Bakteri dalam kehidupan manusia
  • Bakteri yang menguntungkan : 
1.        Eubacteria 
§  Pembusukan sisa-sisa makhluk hidup. Co : E. Coli
§  Pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi. Co : Acetobacter : Pembuatan asam cuka, Lactobacillus bulgaricus : Pembuatan yogurt
§  Berperan dalam siklus nitrogen sebagai bakteri pengikat nitrogen. Co : Rhizobium leguminosarum
§  Penyubur tanah. Co : Nitrosococcus
§  Penghasil antibiotik. Co : Bacillus polymixa : Polimiksin B
§  Penelitian rekayasa genetika
§  Pembuatan zat kimia. Co : Clostridium acetobutylicum
2.        Archaebacteria : Berperan dalam proses pembusukan sampah dan kotoran hewan sehingga menghasilkan energi alternatif metana berupa biogas. Co : Methanobacterium
  • Bakteri yang merugikan
1.        Eubacteria :
§  Pembusukan makanan. Co : Clostridium botulinum
§  Penyebab penyakit pada manusia. Co : Mycobacterium tuberculosis (TBC), Vibrio chloerae(kolera/muntaber), Clostridium tetani (tetanus)
§  Penyebab penyakit pada hewan. Co : Bacillus anthracis (antraks pada sapi)
§  Penyebab penyakit pada tanaman budidaya. Co : Pseudomonas solanacearum 
2.        Archaebacteria : Penyebab kerusakan makanan yang diawetkan dengan garam
  • Penanggulangan terhadap bakteri :
1.        Pengawetan dan pengolahan makanan
1.        Pemanisan
2.        Pengeringan
3.        Pengasapan
4.        Pengasinan
5.        Pendinginan
6.        Pasteurisasi : Pemanasan dengan suhu 63-72 derajat Celsius selama 15-30 menit. Dilakukan pada susu untuk mematikan bakteri patogen dan mempertahankan rasa dan aroma khas susu
7.        Sterilisasi : Pemanasan dengan menggunakan udara panas/uap air panas bertekanan tinggi. Menggunakan oven dengan temperatur 170-180 derajat Celsius. Untuk mensterilkan peralatan gelas. Alat : Autoklaf
2.        Kebersihan dan kesehatan diri serta lingkungan
1.        Menjaga kebersihan lingkungan
2.        Menjaga kebersihan badan
3.        Makan makanan sehat
4.        Cukup istirahat
5.        Melakukan olah raga
3.        Imunisasi
1.        Vaksin kolera : Kolera
2.        Vaksin tifus : Tifus
3.        Vaksin BCG : TBC
4.        Vaksin DPT : Difteri, tetanus, batuk


BAB 5
PROTISTA
  • Ciri protista :
1.        Sel eukariotik
2.        Uniseluler/multiseluler
3.        Tidak memiliki jaringan yang sebenarnya 
  • Protista yang menyerupai jamur :
1.        Merupakan jamur parasit dan predator yang menghasilkan spora. Jamur parasit merupakan jamur air pengurai uniseluler yang hidup di perairan. Jamur predator/fagosit merupkan jamur lendir yang hidup menyerupai amoeba
2.        Kesamaan dengan jamur adalah :
§  Memiliki struktur yang menghasilkan spora
§  Heterotrof
§  Parasit/pengurai
3.        Jamur air (Oomycota) :
§  Hidup bebas dan mendapatkan nutrisi dari sisa tumbuhan di kolam, danau, dan aliran air
§  Hidup di dalam jaringan yang mati pada tumbuhan
§  Parasit pada organisme akuatik
§  Patogen pada tanaman
§  Reproduksi seksual : Penyatuan gamet jantan dan betina
§  Contohnya : Saprolegnia (parasit pada hewan air), Plasmopora viticula (pada buah anggur), Phytophthora infestans (pada kentang dan tomat)
4.        Jamur lendir (Myxomycota) :
§  Menghasilkan sel-sel yang hidup bebas pada sebagian siklus hidupnya disebut amoeboid
§  Predator fagosit karena menelan bakteri, hama, spora, dan berbagai komponen organik
§  Co : Dictyostelium discoideum
  • Protista yang menyerupai hewan :
1.        Dikenal dengan istilah Protozoa
2.        Uniseluler dan heterotrofik
3.        Eukariotik
4.        berukuran mikroskopis, 10-200 mikron
5.        Reproduksi aseksual : Pembelahan biner
6.        Reproduksi seksual : Konjugasi
7.        Inti makronukleus : Mengatur metabolisme
8.        Inti mikronukleus : Konjugasi
9.        Vakuola makanan : Cerna
10.     Vakuola kontraktil : Osmoregulator
11.     Jika lingkungan kering, akan membentuk krista
12.     Klasifikasi berdasarkan alat geraknya :
§  Rhizopoda :
1.        Alat gerak : Pseodopoda (kaki semu)
2.        Ektoamoeba (bebas) :
§  Foraminifera : Tanah globigerina (indikator minyak)
§  Amoeba
§  Radiolaria : Tanah radiolaria (bahan penggosok)
§  Arcella
§  Diflugia
3.        Entamoeba (parasit) :
§  Ginggivalis : Gusi
§  Dysentriae : Disentri
§  Coli : Di kolon
4.        Tidak memiliki bentuk tetap
5.        Sitoplasmanya terdiri dari Ektoplasma dan Endoplasma
§  Flagellata :
1.        Alat gerak : Flagellum (bulu cambuk)
2.        Bebas :
§  Euglena : Euglenophyta
§  Voluax
§  Noctiluca Miliaris : Kunang laut
3.        Parasit :
§  Di darah manusia :
1.        Leismania donovani : Kalazar
2.        Tryponosoma cruzi : Anemia
3.        Tryponosoma gambiue : Tidur
§  Di usus manusia :
1.        Giordialamblia : Diare
§  Di alat kelamin :
1.        Trichomonas vaginalis
§  Di darah ternak :
1.        Trypanosoma evansi : Surrah
§  Cilliata :
1.        Alat gerak : Silia (rambut getar)
2.        Balantidium coli
3.        Vorticella : Bentuk lonceng
4.        Stentor : Bentuk terompet
5.        Paramecium
6.        Suctoria
7.        Didinum
8.        Stylonichia
§  Sporozoa :
1.        Tidak memiliki alat gerak
2.        Toxoplasma gondii : Tokso pada janin
3.        Plasmodium :
§  Falcivarum : Tropika (1 x 24 jam)
§  Vivax : Tertiana (2 x 24 jam)
§  Malariae dan ovale : Guartana (3 x 24 jam)
4.        Reproduksi vegetatif : Pembelahan biner
5.        Reproduksi generatif : Pembentukan gamet dilanjutkan dengan penyatuan gamet jantan & betina
13.     Peran protozoa dalam kehidupan manusia :
§  Menguntungkan :
1.        Foraminifera, cangkang, atau kerangkanya merupakan petunjuk dalam pencarian sumber daya minyak, gas alam dan mineral
2.        Radiolaria, kerangkanya jika mengendap di dasar laut menjadi tanah radiolaria
§  Merugikan :
1.        Entamoeba histolytica : Diare
2.        Trypanosoma brucei : Penyakit tidur di Afrika
3.        Leishmania : Penyakit kala-azar
4.        Trichomonas vaginalis : Parasit, pada alat kelamin wanita dan saluran kelamin laki-laki
5.        Toxoplasma gondii : Toksoplasmosis
6.        Plasmodium : Penyakit malaria 
  • Protista yang menyerupai tumbuhan :

1.        Ganggang uniseluler ada yang hidup soliter dan ada yang hidup berkoloni
2.        Ganggang multiseluler ada yang berbentuk benang/lembaran
3.        Struktur yang tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan daun disebut talus
4.        Eukariotik, memiliki kloroplas (organel yang mengandung zat warna (pigmen) yang digunakan untuk berfotosintesis
5.        Pigmen dalam kloroplas berfungsi menyerap energi cahaya matahari yang berguna untuk proses fotosintesis. Pigmen utama fotosintesis adalah klorofil
6.        Pigmen tambahan : karoten dan fikobilin
7.        Pirenoid berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan pada sema jenis ganggang
8.        Organisme autotrof, berperan sebagai produsen
9.        Beberapa jenis ganggang yang berbentuk talus, reproduksi : Metagenensis (pergiliran keturunan). Metagenesis terjadi antara generasi penghasil spora (sporofit/vegetatif) dan generasi penghasil gamet (gametofit/generatif)
10.     Cara reproduksi pada ganggang :
1.        Isogami : Penyatuan 2 gamet yang berbeda jenis namun memiliki bentuk dan ukuran sama
2.        Anisogami : Penyatuan 2 gamet yang berbeda jenis, memiliki bentuk sama namun ukuran berbeda
3.        Oogami : Penyatuan 2 gamet yang berbeda bentuk dan ukuran
                        Reproduksi aseksual : Pembelahan biner (ganggang uniseluler), fragmentasi (ganggan multiseluler berbentuk filamen dan talus), dan pembentukan spora (ganggang uniseluler maupun ganggang multiseluler)
                        Reproduksi seksual : Penyatuan 2 gamet yang berbeda jenis
                        Klasifikasi ganggang :
§  Euglenoid (euglenophyta) :
1.        Memiliki pigmen merah (fikobilin)
2.        Mendeteksi dan bergerak menuju cahaya
3.        Uniseluler, tidak memiliki dinding sel
4.        Reproduksi aseksual : Pembelahan biner
5.        Contoh : Euglena
§  Ganggan keemasan (chrysophyta) :
1.        Pigmen dominan : Santofil (keemasan)
2.        Uniseluler soliter (co : Ochromonas)
3.        Multiseluler (co : Vaucheria)
4.        Dinding sel mengandung hemiselulosa, silika, dan pektin
5.        Reproduksi aseksual : Pembelahan biner & pembentukan spora
6.        Reproduksi seksual : Penyatuan 2 jenis gamet
7.        Contohnya : Navicula,Synura, dan Mischococcus
§  Ganggang api (pyrrophyta/dinoflagellata) :
1.        Mampu berpendar
2.        Menyebabkan timbulnya red tide yang menghasilkan toksin (racun) yang dapat membunuh ikan & hewan laut disekitarnya. Pada manusia dapat menimbulkan kerusakan otak pada manusia yang memakan makanan laut yang tercemar toksin tersebut
3.        Pigmen : Klorofil a dan c, santofil, dinosantin, dan fikobilin
4.        Hanya hidup di laut dan dikenal sebagai produsen utama fitoplankton laut
5.        Reproduksi aseksual : Pembelahan biner
6.        Contoh : Gymnodinium breve, Gambierdiscus toxicus, Gonyaulax, Noctiluca scintillans
§  Ganggan hijau (chlorophyta) :
1.        Pigmen dominan : Klorofil a dan b
2.        Multiseluler, uniseluler
3.        Hidup di air tawar
4.        Contohnya : Ulva, Chlorella, Chlorococcum, Chlamydomonas, Volvox, Gonium dll
5.        Reproduksi aseksual : Membelah diri, pembentukan spora, dan fragmentasi
§  Ganggang coklat (phaeophyta) :
1.        Pigmen dominan : Fukosantin
2.        Cadangan makanan disimpan dalam laminarin
3.        Reproduksi aseksual : Fragmentasi
4.        Reproduksi seksual : Isogami, anisogami, dan oogami
5.        Contohnya : Sargassum, Laminaria, Turbinaria, fucus vesiculosus, Macrocystis, Nereocystis, dan Hormosira
§  Ganggang merah (rhodophyta) :
1.        Pigmen dominan : Fikoeritrin
2.        Cadangan makanan : Tepung florid
3.        Reproduksi aseksual : Spora
4.        Reproduksi seksual : Oogami
5.        Contoh : Euchema spinosum, Gelidium robustum, Chondrus crispus, Gigartina mammilosa, Gracillaria verrucosa dll
                        Manfaat gangang bagi manusia :
§  Chlorella, Suplemen bergizi tinggi
§  Ulva, Caulerpa, dan Enteromorpha, Sumber makanan berupa sayur
§  Ganggang merah, penghasil gelatin untuk pembuatan agar-agar
§  Ganggang keemasan, bahan peledak, bahan penggosok
§  Ganggan coklat, Pupuk pertanian
§  Laminaria digitalis, Penghasil yodium untuk obat penyakit gondok
§  Macrocystis dan Laminaria, Penghasil asam alginat


BAB 6
FUNGI (JAMUR)
  • Ciri-ciri jamur :
1.        Eukariotik yang memiliki dinding sel
2.        Tidak memiliki klorofil
3.        Makanannya berupa bahan organik yang diperoleh dari lingkungannya, baik dari mahkluk hidup lain atau dari sisa mahkluk hidup
4.        Dinding sel tersusun dari kitin
5.        Beberapa memiliki zat warna, seperti Amanita muscaria
6.        Jamur multiseluler memiliki sel-sel memanjang berupa benang-benang (hifa)
7.        Hifa pada jenis jamur tertentu memiliki sekat antar-sel yang disebut septum
8.        Hifa tanpa sekat : Hifa senositik
9.        Hifa jamur bercabang-cabang dan berjalin membentuk miselium
10.     Miselium vegetatif : Menyerap makanan
11.     Miselium generatif : Alat reproduksi, menghasilkan spora
12.     Melakukan pencernaan secara ekstraseluler atau di luar tubuh jamur
13.     Bersifat heterotrof
  • Berdasarkan cara memperoleh makanannya :
1.        Saprofit : Memperoleh zat organik dari sisa-sisa organisme mati dan bahan tak hidup. Sebagai pengurai (dekomposer) utama
2.        Parasit : Memperoleh zat organik dari organisme hidup lain. Merugikan organisme inangnya karena dapat menyebabkan penyakit
3.        Simbiosis mutualisme : Hidup saling menguntungkan dengan organisme lain. Contohnya : Jamur bersimbiosis dengan ganggang hijau biru membentuk lumut kerak dan jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman tingkat tinggi membentuk mikoriza
  • Habitatnya :
1.        Tempat basah/lembab di daratan
2.        Organisme/sisa-sisa organisme di laut/air tawar
3.        Lingkungan asam
4.        Konsentrasi gula tinggi

  • Reproduksi aseksual :
1.        Pembentukan kuncup/tunas pada jamur uniseluler
2.        Pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) pada jamur uniseluler
3.        Pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada jamur multiseluler. Spora aseksual berupa :
§  Sporangiospora : Dihasilkan dari pembelahan mitosis sel dalam kotak spora (sporangium) yang terdapat pada ujung sporangiofor (struktur yang mendudukung sporangiofor)
§  Konidiospora : Dihasilkan dari pembelahan mitosis sel pada ujung konidiofor (penudukung konidia)
  • Reproduksi seksual : Pembentukan spora seksual yang dihasilkan secara singami (penyatuan sel/hifa yang berbeda jenis)
  • Klasifikasi berdasarkan cara reproduksi seksualnya :
a)       Zigomycota :
§  Hifa tak bersekat
§  Hifa berdiferensiasi membentuk sporangium
§  Alat reproduksi seksual : Zigosporangium yang berdinding tebal dan bewarna kehitaman
§  Tidak memiliki tubuh buah
§  Habitatnya :
1.        Merupakan jamur terestrial (daratan)
2.        Saprofit pada makanan/pada sisa tumbuhan dan hewan
3.        Parasit pada manusia dan tumbuhan
4.        Bersimbiosis saling menguntungkan dengan organisme lain
§  Reproduksi aseksualnya : Fragmentasi miselium atau pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) yang dihasilkan oleh sporangium
§  Peranannya :
1.        Rhizopus oryzae : Pembuatan tempe
2.        Mucor javanicus : Pembuatan tape
3.        Rhizopus stolonifer, Rhizopus nigricans, Mucor mucedo, Pilobolus : Pengurai saproba sisa organisme/bahan yang terbuat dari produk organism
b)       Ascomycota :
§  Sebagian besar multiseluler, uniseluler (Saccaromyces cerevisiae)
§  Yang multiseluler hifanya bersekat
§  Alat reproduksi aseksualnya : Hifa yang berdiferensiasi membentuk konidiofor
§  Alat reproduksi seksualnya : Askus
§  Tubuh buah pada Ascomycota : Askokarp
§  Peranannya :
§  Saccharomyces cerevisiae : Pembuatan roti dan minuman beralkohol (mengubah gula menjadi alkohol (etanol) dan karbon dioksida)
§  Saccharomyces ellipsoideus : Pembuatan wine dari buah anggur
§  Saccharomyces tuac : Pembuatan tuak dari air nira
§  Neurospora crassa : Oncom
§  Morchella esculenta dan Sarcoscypha coccinea : Tubuh buahnya dapat dimakan
§  Penicillium notatum dan Penicillium chrysogenum : Antibiotik
§  Penicillium camembertz dan Penicillium roqueforti : Keju
c)        Basidiomycota :
§  Jamur multiseluler hifanya bersekat
§  Tubuh buah pada Basidiomycota : Basidiokarp
§  Alat reproduksi seksualnya : Basidiospora
§  Reproduksi aseksualnya : Membentuk spora konidia
§  Peranannya :
-          Jamur kuping (Auricularia polytricha), jamur merang (Volvariella volvacea), dan jamur shitake (Lentinula edodes) : Dapat dimakan tubuh buahnya
-          Jamur kayu (Ganoderma) : Obat/makanan suplemen
Yang merugikan :
-          Jamur karat (Puccinia graminis) : Parasit pada daun tanaman pertanian
-          Punnicinia arachidis : Parasit pada tanaman kacang
-          Ustilago maydis : Parasit pada jagung
-          Amanita ocreata dan Amanita phalloides : Beracun dan mematikan bila dimakan
-          Amanita muscaria : Menyebabkan halusinasi bila dimakan
d)       Deuteromycetes :
§  Bukan kelompok jamur sebenarnya dalam klasifikasi jamur
§  Setiap jenis jamur sudah diidentifikasi tetapi belum diketahui reproduksi seksualnya dikelompokkan dalam deuteromycetes (jamur tidak sempurna)
§  Jika cara reproduksi suatu jenis jamur Deuteromycetes diketahui, jamur tersebut akan dikelompokkan ulang menjadi anggota salah satu divisi jamur Zygomycota, Ascomycota, atau Basidiomycota
  • Lumut kerak :
1.        Bentuk kehidupan saling menguntungkan antara jamur dan organisme fotosintetik
2.        jamur dalam lumut kerak umumnya adalah Ascomycota dan Basidiomycota, sedangkan organisme fotosintetiknya adalah Cyanobacteria/ganggan hijau uniseluler
3.        Jamur memperoleh hasil fotosintesis dari Cyanobacteria
4.        Jamur bertugas menjaga ketersediaan air bagi Cyanobacteria
5.        Cyanobacteria memperoleh nutrien untuk fotosintesis yang diserap oleh jamur dari lingkungan
6.        Reproduksi aseksual : Fragmentasi badan vegetatif (talus) atau dengan soredia
7.        Reproduksi seksualnya : Jika yang bersimbiosis adalah Ascomycota dan Basidiomycota yang menghasilkan askospora dan basidiospora
  • Mikoriza :
1.        Simbiosis mutualisme antara jamur dan akar tumbuhan tingkat tinggi
2.        Jamur memperoleh senyawa organik
3.        Tumbuhan memperoleh air dan mineral (terutama fosfor) yang diserap oleh jamur dari dalam tanah, jamur juga menyediakan hormon pertumbuhan tertentu yang melindungi akar tumbuhan terhadap infeksi mikroorganisme