Kamis, 29 Agustus 2019

MENJUAL DUNIA DEMI MEMBELI AKHIRAT

Keberadaan Madinah sebagai cikal bakal kejayaan Islam, tak lepas dari kiprah sahabat Mush'ab bin Umair. Mush'ab merupakan keturunan bangsawan Qurays. Muda, kaya raya, tampan rupawan, selalu berpakaian mewah, badannya pun wangi. Lelaki sempurna. Tak ada orang Mekkah seperti dirinya. Saat Islam datang, Allah menurunkan hidayah kepadanya. Dia rajin mengikuti halqah pembinaan Nabi secara sembunyi-sembunyi di rumah Al-Arqam, dekat bukit Shafa. Hasilnya, dia berkembang menjadi sosok cerdas berwawasan luas. Ketika keluarga memergoki keislamannya, Mush'ab dikurung di rumahnya. Tanpa makanan dan pakaian layak. Siksaan fisik juga diberikan, hingga kulitnya mengelupas. Tapi cahaya iman telah menancap kuat di dada. Mush'ab bersikukuh pada keislamannnya. Dia lebih memilih menanggalkan semua kenikmatan dunia yang ditawarkan keluarganya, demi tetap bisa membela Allah dan Rasul-Nya. Allahu Akbar. Tanpa pakaian mewah, yang melekat di badan Mush'ab hanyalah burdah (sejenis kain kasar). Pernah ketika melihat Mush'ab lewat, Nabi pun menangis teringat akan kenikmatan yang dulu dia dapatkan sebelum memeluk Islam. Mush'ab dipilih Nabi untuk mengenalkan Islam di Madinah (dulu bernama Yatsrib), sebelum beliau hijrah. Hasilnya, penduduk Madinah berbondong-bondong masuk Islam. Menurut Al-Barra, Mush'ab itu seperti "rajulun lam ara mitslahu ka annahu min rijal al-jannah" (seorang laki-laki, yang aku belum pernah melihat orang semisal dirinya, seolah dia lelaki dari kalangan penduduk surga). Mush'ab juga pembawa bendera Islam di medan peperangan. Dia gugur pada Perang Uhud di usia 40 tahun, bersama 70 syuhada lainnya. Jasadnya ditemukan dalam keadaan menyedihkan. Tak ada kafan cukup untuk menutupi jasadnya, kecuali sehelai burdah. Jika ditutupkan kepala, terbuka kedua kakinya. Sebaliknya, bila yang ditutupi kaki, terbukalah kepalanya. Nabi memerintahkan menutup kepalanya, sementara kakinya ditutupi rumput. *** Apa yang terjadi pada diri Mush'ab bin Umair sangat berkebalikan dengan fakta kebanyakan masyarakat saat ini. Jika Mush'ab ikhlas menanggalkan kemewahan dunia demi bisa membeli kebahagiaan akhirat, sekarang banyak orang justru rela *menggadaikan agamanya demi harta yang sedikit*. Naudzu billah min dzalik. Di sini, di Jabal Uhud, kita diingatkan kembali untuk meneladani apa yang telah dicontohkan sahabat pilihan. Assalamu alaika ya Mush'ab bin Umair, ya qaidal mukhtar. Ya man atsbata qadamaihi 'ala ar-rimahi hatta ataahul yaqiin. (Salam sejahtera atasmu wahai Mush'ab bin Umair, wahai pahlawan pilihan, yang meneguhkan kedua kakinya di atas Bukit Rimah sampai ia gugur). Jabal Uhud Madinah, 29 Agustus 2019

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Tinggalkan Komentar Anda